Kembali ke Aku, Menemukan Peran Baru
Setelah perjalanan panjang yang aku lalui, aku menulis untuk pulang. Pulangku berhenti di hari ke-25. Namun, saat aku menunggu, ternyata fase itu sudah berlalu. Sekarang aku tahu: aku harus menciptakan peran baru, setelah sebelumnya merasa kebingungan dengan siapa diriku sebenarnya. Dulu, aku hidup dengan dorongan untuk bertahan. Diperlukan. Diandalkan. Mengambil alih. Mengisi celah. Menyelamatkan yang hampir runtuh. Ternyata, itu semua adalah cara lama yang kujalani untuk merasa berarti. Aku tidak salah, aku hanya memakai cara bertahan yang kukenal. Tapi kini aku lelah. Dan kelelahan ini membawaku pada sesuatu yang baru. Aku tidak lagi ingin dikenal sebagai sosok kuat yang menanggung segalanya. Aku tidak ingin terus membuktikan diri agar dianggap lebih dari masa lalu. Aku ingin dikenal sebagai perempuan yang hadir utuh, tenang, dan ceria. Perempuan yang memilih hidupnya sendiri, bukan yang mencari pengakuan. Aku ingin menjadi pasangan yang benar-benar hadir, bukan sekadar berperan. Me...