Hari 18 - Tumbuh bersama

Hari ini terasa istimewa. Bukan karena segalanya berjalan sempurna, tetapi karena kita masih di sini—bersama. Menjalani hari-hari yang kadang penuh tawa, kadang sunyi. Kadang saling memahami, kadang saling bertanya-tanya. Tapi tetap, saling memilih.

Ulang tahun pernikahan ini bukan tentang pesta besar, bukan pula tentang romantisme ala film. Ini tentang bagaimana kita bertahan, belajar, jatuh, bangkit, dan tetap melangkah berdua. Tentang bagaimana kita memeluk hari-hari biasa dengan rasa syukur, karena di balik rutinitas itu, ada cinta yang terus tumbuh, meski dalam diam.

Menikah bukan soal menempuh jalan yang mulus, melainkan tentang saling menguatkan saat jalannya terjal dan berbatu.

Kadang aku lupa, betapa banyak hal kecil yang telah kita lewati—senyum di tengah lelah, pelukan diam saat hari terasa berat, atau sekadar duduk berdampingan tanpa bicara. Mungkin terlihat sederhana, tapi justru di sanalah kehangatan tumbuh.

Tahun demi tahun mungkin akan membawa tantangan baru, tapi aku merasa lebih siap menjalaninya. Karena aku tahu, kita bukan lagi dua orang yang sama seperti dulu—kita telah tumbuh. Mungkin belum sempurna, tapi cukup untuk saling memahami bahwa cinta bukan hanya tentang rasa, melainkan keputusan untuk terus hadir dan bertahan.

Dan hari ini, aku bersyukur. Untuk semua versi diri kita yang pernah saling menemani. Untuk kamu, yang meski kadang tak banyak bicara, tetap ada di sisiku. Untuk cinta yang tak selalu riuh, tapi nyata.

Terima kasih, karena telah menerima aku dengan segala kurang dan lebihku. Karena tetap menggenggam tanganku, bahkan saat aku sendiri kesulitan mencintai diriku. Bersamamu, aku belajar menjadi versi terbaik dari diriku—tanpa harus menjadi orang lain.

Selamat ulang tahun pernikahan, untuk kita. Mari terus tumbuh bersama—dengan cara kita sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari 2 — Satu Tempat yang Membekas di Hati

Halo, Ini Aku

Hari 1 - Mengapa aku menulis