Hari 10 - Diri yang Lama, Diri yang Baru

Kadang aku merindukan diriku yang dulu. 
Tapi aku juga melihat diriku yang sekarang. Yang tidak mudah percaya, tapi lebih bijak menimbang. Yang tidak lagi ingin menyenangkan semua orang, tapi mulai tahu mana yang penting untuk disenangkan—termasuk diriku sendiri.

Dulu aku ingin dimengerti. Sekarang aku ingin belajar memahami, termasuk pada luka-luka yang membentukku hari ini.

Perjalanan ini mengubahku. Bukan untuk jadi orang lain, tapi agar aku bisa pulang ke versi terbaik dari diriku sendiri. Bukan yang sempurna, tapi yang lebih sadar, lebih kuat, dan lebih jujur pada apa yang kurasa.

Dan jika suatu hari nanti aku bertemu dengan diriku yang dulu, aku akan menggenggam tangannya, lalu berkata,
"Terima kasih sudah bertahan sejauh ini. Sekarang, biar aku yang melanjutkan."

Untuk Diriku yang Baru,

Hai, kamu tak lagi sama. Ada goresan, ada pelajaran. Tapi juga ada keberanian baru yang tumbuh. Kamu belajar berkata tidak. Belajar diam saat tidak perlu menjelaskan. Belajar menata ulang hidup dengan lebih sadar. Kini kamu lebih tenang, lebih selektif, lebih tahu mana yang pantas dijaga.

Tak apa jika sesekali masih merasa takut. Tak apa jika belum bisa melupakan semua luka. Tapi lihatlah, kamu terus berjalan. Dan itu sudah luar biasa.

Teruslah pulang ke dirimu sendiri. Jangan terburu-buru sembuh. Nikmati proses tumbuhmu. Aku bangga padamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari 2 — Satu Tempat yang Membekas di Hati

Halo, Ini Aku

Hari 1 - Mengapa aku menulis