Hari 9 — Belajar dari Rasa Tidak Nyaman
Ada masa ketika aku merasa asing di tempat yang seharusnya menjadi rumah. Bukan karena tidak dicintai, tapi karena banyak hal yang membuatku merasa tidak utuh. Rasa tidak nyaman itu tumbuh perlahan, seperti bisik yang menyesakkan. Dan aku tidak bisa lagi berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Tinggal di lingkungan masa lalu suami bukan perkara mudah. Di setiap sudut langkahku, ada jejak kenangan yang bukan milikku. Ada tatapan yang seolah mempertanyakan keberadaanku. Kadang, aku merasa seperti hanya penonton dalam cerita yang telah dimulai jauh sebelum aku hadir. Aku mencoba tersenyum, menyesuaikan diri—namun dalam diam, aku sering merasa kecil dan terasing. Tapi dari sanalah aku mulai bertanya: Apa yang sebenarnya aku cari? Apa yang membuatku bertahan? Dan perlahan, aku menemukan jawabannya: aku ingin pulih. Aku ingin belajar mengakar, meski tanahnya terasa asing. Aku belajar bahwa tidak semua ruang harus nyaman untuk menjadi tempat bertumbuh. Kadang justru dari tempat yang membu...