Hari 2 — Satu Tempat yang Membekas di Hati

Ada tempat yang dulu membuatku merasa "hidup",
tapi hidup ternyata bukan hanya tentang nyaman.
Ada masa di mana aku harus belajar berjalan di atas tanah yang asing,
di lingkungan yang seolah-olah bukan milikku sendiri.

Saat ini, aku tinggal di tempat yang penuh dengan bayang-bayang masa lalu suamiku.
Tempat di mana setiap sudutnya terasa seperti mengingatkanku:
bahwa aku datang "belakangan",
bahwa ada cerita lain yang duluan hadir sebelum aku.

Jujur, ini bukan tempat yang nyaman.
Kadang aku merasa asing di antara keramaian.
Kadang aku merasa lelah menjadi bagian dari cerita yang bukan aku yang mulai.

Tapi dari ketidaknyamanan ini, aku belajar banyak hal:
Aku belajar berdiri lebih tegak untuk diriku sendiri.
Aku belajar bahwa mencintai seseorang,
kadang berarti menerima bukan hanya dirinya,
tapi juga dunia yang pernah menjadi bagiannya.

Aku tahu, aku mungkin tidak akan pernah benar-benar "milik" tempat ini.
Tapi aku bisa memilih untuk tetap tumbuh di dalamnya.

Hari ini aku berterima kasih,
bukan hanya pada tempat-tempat yang membuatku nyaman,
tapi juga pada tempat-tempat yang memaksaku untuk bertumbuh.
Karena dari ketidaknyamanan ini, aku sedang membangun rumah baru:
rumah yang ada di dalam diriku sendiri.

Aku masih belajar, tapi aku tidak berhenti berjalan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Halo, Ini Aku

Hari 1 - Mengapa aku menulis