Pelajaran dari Batu dan Air
Di hadapan alam, aku seperti murid kecil yang baru belajar membaca kesabaran.
Batu itu tidak pernah mengeluh.
Setiap hari air jatuh menampar punggungnya, tapi ia tetap diam.
Bukan karena tak merasa,
tapi karena ia tahu: kekuatan sejati adalah bertahan tanpa harus membalas.
Air mengalir tanpa menoleh ke belakang.
Ia jatuh, pecah, lalu pergi—
seolah mengajarkan bahwa tidak semua yang jatuh harus disesali,
karena mungkin, di tempat yang jauh,
ia akan menjadi jernih dan berguna untuk kehidupan lain.
Angin lewat begitu saja,
menyapu daun-daun yang gemetar ketakutan.
Tapi pohon tetap berdiri, tak meninggalkan akarnya.
Diam-diam, ia berbisik pada tanah:
"Terima saja semua yang datang, kita akan tetap tumbuh."
Dan di tengah semua itu,
aku duduk, mencoba belajar menjadi seperti mereka—
menjadi batu yang tegar, air yang rela, dan pohon yang setia.
Mungkin tidak hari ini, tidak besok,
tapi aku yakin perlahan aku akan mengerti caranya.
Komentar
Posting Komentar