🌿 Pohon Kecil di Botol Kaca Bekas

Catatan dari rumah duka — tentang kehilangan, tentang hidup yang terus tumbuh, dan tentang filosofi sederhana dari pohon kecil di sudut teras.


---

Akhir Pekan di Rumah Duka

Hari Minggu kemarin, aku datang takziyah ke rumah teman lama.
Ibunya wafat di hari Jumat.
Aku baru bisa menyusul dua hari kemudian — satu-satunya hari saat napas bisa ditarik agak panjang dari rutinitas harian yang sesak.

Yang datang hanya aku dan satu teman perempuan lainnya.
Kami bertiga duduk lama di teras rumah.
Tidak banyak kata. Tidak ada basa-basi tentang pekerjaan atau pencapaian.
Kami hanya ingin hadir — dan memeluk dalam diam.


---

Di Teras Itu, Di Bawah Pepohonan

Teras rumah teman kami terasa teduh.
Pepohonan di halaman seolah ikut berkabung — diam, tapi tetap memberi naungan.
Udara di sana tidak berat. Justru lapang.
Seperti memberi ruang untuk bernapas… dan menangis pelan-pelan dalam hati.

Teman perempuan kami pandai menghidupkan suasana.
Setiap ceritanya ringan dan lucu, dilempar seperti candaan yang hangat antar sahabat.
Tawa kecil pun muncul beberapa kali — bukan untuk melecehkan duka,
melainkan sebagai tanda: hidup terus berjalan.
Bahkan kehilangan, jika dibagi dengan jujur dan manusiawi,
tetap bisa diberi jeda dengan tawa.


---

Pohon Kecil di Meja Kayu

Di pojok teras, ada sesuatu yang mencuri perhatianku:
sebatang pohon kecil, tumbuh dalam botol kaca bening.
Akarnya melayang di air.
Daunnya segar — hijau muda, seperti pagi yang baru mandi embun.

Vasnya ternyata botol minuman bekas, dibawa dari tempat kerja temanku.
"Aku bawa dari kantor," katanya sambil tertawa,
ketika aku memuji estetikanya.
Sederhana. Tapi indah. Dan hidup.


---

Filosofi dari Pohon Kecil

Pohon kecil itu terasa seperti simbol pagi kami.
Kami duduk di tengah kehilangan, tapi tetap membawa kehidupan.
Kami tumbuh di atas kenangan, tapi tidak membusuk di dalamnya.
Kami hadir tanpa embel-embel status, jabatan, atau pencapaian —
hanya sebagai diri kami yang masih bertahan sampai hari ini.

Pohon itu tumbuh bukan di tanah, bukan di taman.
Hanya di air bening, dalam botol bekas.
Tapi ia tetap hidup. Tetap hijau.

Barangkali itu juga yang sedang dilakukan banyak dari kita:
bertahan, tumbuh, dan tetap segar —
di tempat yang sempit, di ruang yang seadanya,
di hidup yang tidak selalu ideal.


---

Penutup

Tak semua tumbuh besar di taman yang sempurna.
Tapi pohon kecil pun bisa hidup — bahkan di botol kaca bekas.



Dan mungkin… kita juga begitu. 🌱

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari 2 — Satu Tempat yang Membekas di Hati

Halo, Ini Aku

Hari 1 - Mengapa aku menulis